Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan dugaan penggunaan peluru tajam oleh aparat kepolisian dalam aksi demonstrasi penolakan program “Makan Bergizi Gratis” (MBG). Video tersebut memicu kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak, yang mempertanyakan tindakan represif aparat dalam menangani aksi unjuk rasa.
Kronologi Kejadian (Berdasarkan Informasi yang Beredar):
- Aksi demonstrasi menolak program MBG digelar di beberapa wilayah di Papua, yang melibatkan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).
- Dalam video yang viral, terdengar suara tembakan dan terlihat selongsong peluru di lokasi demonstrasi.
- Pihak kepolisian diduga menggunakan peluru tajam untuk membubarkan massa demonstran.
- Kejadian ini memicu kemarahan publik dan kecaman dari organisasi masyarakat sipil.
Respons Pihak Kepolisian:
- Polda Papua membantah tudingan penggunaan peluru tajam.
- Pihak kepolisian mengklaim bahwa pembubaran massa hanya menggunakan gas air mata.
- Pihak kepolisian mengklaim bahwa adanya tindakan anarkis dari peserta unjuk rasa, yang melempari aparat dengan batu, hingga ketapel.
- Pihak kepolisian menduga bahwa informasi penggunaan peluru tajam adalah Hoax, dan di sebarkan oleh kelompok KKB untuk menyudutkan polri.
Reaksi Publik dan Organisasi Masyarakat Sipil:
- Banyak pihak mengecam tindakan represif aparat kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi.
- Organisasi masyarakat sipil menuntut investigasi menyeluruh terhadap kejadian ini.
- Terdapat seruan untuk mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif dalam menangani aksi unjuk rasa.
- LBH papua, meminta kapolri, untuk memproses hukum oknum aparat keamanan yang melakukan kekerasan terhadap pelajar demo.
Poin-poin Penting:
- Video dugaan penggunaan peluru tajam oleh polisi dalam demo ‘Tolak MBG’ viral di media sosial.
- Pihak kepolisian membantah tudingan tersebut dan mengklaim hanya menggunakan gas air mata.
- Kejadian ini memicu kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak.
- LBH papua, meminta kapolri, untuk memproses hukum oknum aparat keamanan.
Penting untuk dicatat:
- Informasi yang beredar di media sosial perlu diverifikasi lebih lanjut.
- Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan klarifikasi yang jelas dan transparan mengenai kejadian ini.
- Penting untuk mengedepankan pendekatan dialog dan penyelesaian masalah secara damai.
Semoga artikel ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kejadian tersebut.
