Press "Enter" to skip to content

Sejarah Panjang Permen Karet: Dari Getah Pohon hingga Industri Global

Permen karet, camilan kenyal yang populer di seluruh dunia, memiliki sejarah yang jauh lebih panjang dan menarik dari yang kita bayangkan. Jejaknya dapat ditelusuri ribuan tahun ke belakang, jauh sebelum era industri modern. Awal mula permen karet sangat sederhana, bermula dari getah pohon alami.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia purba telah mengunyah getah pohon sejak ribuan tahun lalu. Dipercaya bahwa getah pohon tertentu, seperti getah pohon mastic di Yunani kuno dan getah pohon chicle di peradaban Maya dan Aztec, dikunyah untuk berbagai alasan, mulai dari menghilangkan dahaga hingga membersihkan gigi. Masyarakat asli Amerika juga mengunyah getah pohon spruce.

Perkembangan permen karet modern dimulai pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Thomas Adams, seorang penemu, mencoba menggunakan getah chicle yang diimpor dari Meksiko sebagai pengganti karet dalam pembuatan ban. Namun, eksperimennya gagal. Secara tidak sengaja, ia menyadari bahwa getah chicle memiliki tekstur yang menarik untuk dikunyah. Pada tahun 1869, Adams memperkenalkan permen karet komersial pertama dalam bentuk bola-bola kecil tanpa rasa.

Inovasi rasa dan tekstur kemudian mengubah permen karet menjadi produk massal yang digemari. Penambahan perasa, seperti peppermint dan spearmint, serta proses pembuatan yang menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan kenyal, meningkatkan popularitasnya secara signifikan. Perusahaan-perusahaan besar mulai bermunculan, dan permen karet bertransformasi dari sekadar getah pohon menjadi bagian dari industri global yang bernilai miliaran dolar.

Kini, permen hadir dalam berbagai rasa, bentuk, dan ukuran. Selain sebagai camilan, karet juga dikembangkan dengan berbagai fungsi tambahan, seperti menyegarkan napas, membersihkan gigi, bahkan mengandung nikotin atau obat-obatan. Perjalanan panjang permen, dari getah pohon sederhana hingga produk industri global yang kompleks, adalah bukti adaptasi dan inovasi manusia terhadap sumber daya alam.

Perang Dunia II juga memberikan dampak signifikan pada popularitas permen. Permen menjadi bagian dari ransum tentara Amerika Serikat dan menyebar ke berbagai belahan dunia seiring dengan pergerakan pasukan. Setelah perang usai, kebiasaan mengunyah permen semakin meluas dan menjadi bagian dari budaya populer global hingga saat ini.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org