Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Dengan demikian, total korban yang telah berhasil diidentifikasi menjadi [Sebutkan Total Jumlah Jika Ada, contoh: 15] orang. Kabar ini disampaikan oleh [Sebutkan Nama Pejabat Polri Jika Ada] pada [Sebutkan Tanggal Jika Ada].
Proses identifikasi dilakukan melalui pencocokan data antemortem (data sebelum meninggal) dan postmortem (data setelah meninggal) yang meliputi ciri-ciri fisik, properti yang dikenakan, serta data pendukung lainnya. Ketiga jasad yang baru teridentifikasi ini menambah daftar panjang korban keganasan KKB di wilayah tersebut.
Adapun identitas ketiga korban yang berhasil diidentifikasi adalah [Sebutkan Nama-nama Korban Jika Ada]. Pihak kepolisian выражают duka cita mendalam kepada keluarga korban dan berjanji akan terus mengusut tuntas kasus ini serta melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai, Kabupaten Yahukimo, [Sebutkan Nama Direktur RSUD Jika Ada], menyatakan bahwa jenazah ketiga korban akan dimakamkan di Dekai. Keputusan ini diambil mengingat kondisi jenazah yang sudah mengalami proses pembusukan sehingga tidak memungkinkan untuk dipindahkan atau diterbangkan ke daerah asal. Langkah ini juga bertujuan untuk mencegah potensi penyebaran infeksi.
Sebelumnya, tim DVI Polri juga telah berhasil mengidentifikasi [Sebutkan Jumlah Sebelumnya Jika Ada] jenazah korban lainnya yang juga menjadi korban serangan KKB di wilayah Yahukimo. Dengan teridentifikasinya tiga jasad ini, diharapkan proses penyerahan jenazah kepada pihak keluarga dapat segera dilakukan untuk dimakamkan dengan layak.
Aparat keamanan TNI-Polri terus melakukan upaya pengejaran terhadap anggota KKB yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan ini. Situasi keamanan di Yahukimo menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan aparat keamanan, yang berupaya untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan aman bagi masyarakat sipil.
Pihak kepolisian juga terus berupaya untuk memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Trauma akibat kehilangan orang terkasih dalam kondisi tragis tentu membutuhkan penanganan yang serius dan berkelanjutan. Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif dan mendukung proses pemulihan bagi keluarga korban.
